Aku ini bocah,
yang bodohnya merindukan pelukan erat
disela ketiak hangatmu.
Aku pulang kerumah,
tapi bukan ke bangunan itu.
Tapi ke kamu, yang menghujamku dengan beribu-ribu serbuan kecup.
Aku ini menabung,
tapi bukan menabung uang.
Malah menabung mimpi
menabung kebahagiaanmu
melihat toga,
menggantung di kepala anak sulungmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar