Aku seorang penjenuh yang sedang berhutang pada garis bibirmu.
Seulas senyum yang mengajak beban2 lain ikut serta.
Yang memaknai dekatmu aku takut.
Aku takut aku menjadi seorang laknat yang tak dapat balas budi atas rasamu yang bisa lebih.
Meski kau tahu cerita kronis awal aku mengaggummu.
Kau tepikan alasan tak berhatiku.
Menjamah hatiku dan membangun rumah disana.
Padahal kau bisa saja pergi diterik seditik atau hujan deras dekalipun.
Tinggalkan aku sampai aku menepi, berpenjuru.
Tapi kau tetap timang aku dalam dekapmu. Dan aku hangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar